Salah satu film Lokal yang boleh dibanggakan...
walaupun film ini hanya dibuat sebagai tugas akhir sang sutradara di Institut Kesenian Jakarta. Film ini berhasil membuktikan eksistensinya di berbagai festival film di negara lain. Mulai dari menjadi pemenang di kompetisi Kodak Film School Academy di Indonesia, hingga akhirnya tampil juga di festival negara lain, antara lain di Filipina, Shanghai International Film Festival di China, Tehran 26th International Short Film Festival di Iran dan yang terakhir adalah SKENAUP film festival di Kosovo.
Apabila film kelas tugas akhir saja bisa melanglang hingga ke seberang benua dan mendapat apresiasi yang bagus, tentunya film film para senior di Industri film pasti lebih potensial untuk mendapat tempat yang sama, bahkan lebih ....
Mulai hari ini saya dapat tidur lebih nyenyak dan bermimpi tentang film Indonesia yang semakin mendunia...
Lebih jauh tentang Orde, inilah potongan cerita dari balik layarnya, enjoy !!
Lokasi shooting keseluruhan film Orde ini diambil di kawasan Cibubur. Beberapa proyek perumahan yang belum selesai menjadi tempat yang sempurna untuk memvisualisasikan suasana gurun dan tanah gersang. Walaupun Hypermart tidak jauh dari lokasi shooting, namun teriknya matahari sepanjang shooting cukup memberikan atmosfer gurun yang sebenar benarnya. Hanya saja di sini, cukup modal motor bebek, bisa bawa susu coklat dingin dari Hypermart kurang dari 20 menit, hehehehe...
Film ini dipenuhi dengan dialog antara seorang supir pribumi dengan majikan ekspatriatnya di sepanjang perjalanan mereka melintasi gurun tandus. Banyak adegan simbolik yang merupakan refleksi dari hubungan bilateral suatu negera dengan pihak asing. Bisa ditebak, Orde bukan jenis film yang bisa dinikmati tanpa mengerutkan dahi, namun dengan banyaknya visual yang dramatis, film ini cukup menghibur mata saya.
sang Sutradara, Harvan Agustriansyah
Sabtu, 20 Februari 2010
Senin, 15 Februari 2010
Photography Tips : External Flash and Slow Shutter for Event Documentary
Hal yang paling esensial dari sebuah event party adalah musik, lighting dan crowd-nya . Ketika kita harus memindahkannya ke sebuah foto, maka kita cuma bisa memaksimalkan lighting dan crowd-nya..
Mudah mudahan belum bosen dengan tips slow shutter dan eksternal flash lagi, karena untuk pemotretan apapun dengan kondisi pencahayaan yang minim, cara ini paling efektif buat saya.
1. Kenapa harus eksternal flash ??
Satu satunya alasan kenapa saya tidak suka dengan flash built in atau flash eksternal yang connect denga kamera adalah kita bisa kehilangan dimensi obyek yang kita foto, tapi dengan eksternal flash yang terpisah dengan bodi kamera, kita bisa mengatur posisi flash semau kita dan membuat shadow di obyek semau kita juga..
Dengan flash di tangan kiri saya, saya masih bisa dapat dimensi si dancer ini, karena shadow yang ada di sisi kanan-nya.
Begitu juga untuk foto yang lebih close up, masih bisa dapat shadow di sekitar hidung. Dengan flash built in, wajah Obyek foto kita kemungkinan besar akan flat karena cahaya yang frontal dari depan.
Masih kurang dramatis ?? tengok kanan kiri dan cari sebuah mirror ball, ketemu ? coba pantulkan flash ke arah mirror ball-nya
cermin cermin kecil yang ada di seluruh permukaan mirror ball akan memantulkan flash ke segala arah, thanks to Mirror Ball !!
2. Kenapa Slow Shutter
Laser dan lighting effect yang bagus adalah ambience yang paling utama di sebuah event party. Oleh karena itu, kita juga harus bisa memindahkannya ke dalam sebuah foto. Untuk bisa mendapatkan efek laser, kita harus menggunakan slow shutter, tentunya dengan resiko gambar yang akan blur karena pergerakan kamera (shaking)
tapi jangan khawatir, di kondisi pencahayaan yang minim, kamera hanya akan merekam obyek yang merupakan sumber cahaya (laser atau lampu) dan obyek lain yang masih dalam jangkauan flash
Seperti foto di atas, dengan speed 1/8 sec, semua obyek yang ada dibelakang dancer menjadi blur dan tidak fokus, namun dengan dancer sebagai obyek utama yang freeze karena efek flash, foto ini masih bisa dinikmati.
Contoh lainnya, dengan sedikit keberuntungan, sebelum kamera saya selesai menutup rana-nya, tiba tiba orang lain juga memotret dancer yang sama, dan jadilah foto ini
Flash dari kamera lain membuat foto menjadi double exposure, terima kasih pak !!
Mudah mudahan belum bosen dengan tips slow shutter dan eksternal flash lagi, karena untuk pemotretan apapun dengan kondisi pencahayaan yang minim, cara ini paling efektif buat saya.
1. Kenapa harus eksternal flash ??
Satu satunya alasan kenapa saya tidak suka dengan flash built in atau flash eksternal yang connect denga kamera adalah kita bisa kehilangan dimensi obyek yang kita foto, tapi dengan eksternal flash yang terpisah dengan bodi kamera, kita bisa mengatur posisi flash semau kita dan membuat shadow di obyek semau kita juga..
Dengan flash di tangan kiri saya, saya masih bisa dapat dimensi si dancer ini, karena shadow yang ada di sisi kanan-nya.
Begitu juga untuk foto yang lebih close up, masih bisa dapat shadow di sekitar hidung. Dengan flash built in, wajah Obyek foto kita kemungkinan besar akan flat karena cahaya yang frontal dari depan.
Masih kurang dramatis ?? tengok kanan kiri dan cari sebuah mirror ball, ketemu ? coba pantulkan flash ke arah mirror ball-nya
cermin cermin kecil yang ada di seluruh permukaan mirror ball akan memantulkan flash ke segala arah, thanks to Mirror Ball !!
2. Kenapa Slow Shutter
Laser dan lighting effect yang bagus adalah ambience yang paling utama di sebuah event party. Oleh karena itu, kita juga harus bisa memindahkannya ke dalam sebuah foto. Untuk bisa mendapatkan efek laser, kita harus menggunakan slow shutter, tentunya dengan resiko gambar yang akan blur karena pergerakan kamera (shaking)
tapi jangan khawatir, di kondisi pencahayaan yang minim, kamera hanya akan merekam obyek yang merupakan sumber cahaya (laser atau lampu) dan obyek lain yang masih dalam jangkauan flash
Seperti foto di atas, dengan speed 1/8 sec, semua obyek yang ada dibelakang dancer menjadi blur dan tidak fokus, namun dengan dancer sebagai obyek utama yang freeze karena efek flash, foto ini masih bisa dinikmati.
Contoh lainnya, dengan sedikit keberuntungan, sebelum kamera saya selesai menutup rana-nya, tiba tiba orang lain juga memotret dancer yang sama, dan jadilah foto ini
Flash dari kamera lain membuat foto menjadi double exposure, terima kasih pak !!
Labels:
clubbing,
event documentary,
music,
party,
photography tips and tutorial,
tutorial
Rabu, 10 Februari 2010
Sepotong cerita dari langit Jakarta
Ketika setiap pagi warga Jakarta terjebak dengan kemacetan, kendaraan yang terjebak ditengah tumpukan kendaraan lainnya, sementara kendaraan mereka justru terasing dan mungkin satu satunya dalam radius puluhan meter, mereka adalah Polisi Udara.
Bagi masyarakat awam, unit kepolisian yang satu ini mungkin tidak terlalu familiar dibandingkan dengan unit kepolisian lainnya, bisa jadi karena wilayah patroli mereka ada jauh di atas kita, di atas dalam arti sesungguhnya, melayang layang menguasai langit Jakarta.
Dan pagi ini saya merasa beruntung karena mendapatkan kesempatan untuk ikut dalam satu penerbangan heli menuju Monumen Nasional (Monas) dan berangkat dari Pondok Cabe.
Selamat menikmati sepotong cerita dari langit Jakarta
Persiapan heli sudah dimulai sejak pukul setengah lima pagi
seiring matahari yang semakin tinggi, gunung di seberang sana mulai menampakan dirinya..
sekitar pukul 06.15 Dauphin telah selesai diperiksa dan siap terbang. Ia adalah salah satu Heli VIP milik Polisi Udara. Dauphin inilah yang akan membawa saya melihat Jakarta dari atas sana
Kapten Rizal mengadakan Briefing dan evaluasi sebelum berangkat,
Di luasnya langit di atas sana, tidak ada ruang sekecilpun untuk sebuah kesalahan
Pemandangan Jakarta yang menakjubkan, kabut yang menyelimuti Jakarta itu adalah sisa embun pagi, bukan polusi seperti perkiraan saya sebelumnya
Dilihat melalui kaca samping Heli yang dilapisi film berwarna biru
Jika dilihat dari atas sini, siapa yang sangka di bawah sana ada ratusan orang dan kendaraan saling berebut jalan, menjadi oportunis karena keadaan
dalam waktu kurang dari 15 menit, kami sudah sampai di kawasan Sudirman, waktu yang terlalu singkat untuk melihat Jakarta dari atas sini :(
Bersiap untuk mendarat
Dan sekarang giliran saya untuk terbang sendirian (I wish !!)
Yihaaaa ...!!!
Bagi masyarakat awam, unit kepolisian yang satu ini mungkin tidak terlalu familiar dibandingkan dengan unit kepolisian lainnya, bisa jadi karena wilayah patroli mereka ada jauh di atas kita, di atas dalam arti sesungguhnya, melayang layang menguasai langit Jakarta.
Dan pagi ini saya merasa beruntung karena mendapatkan kesempatan untuk ikut dalam satu penerbangan heli menuju Monumen Nasional (Monas) dan berangkat dari Pondok Cabe.
Selamat menikmati sepotong cerita dari langit Jakarta
Persiapan heli sudah dimulai sejak pukul setengah lima pagi
seiring matahari yang semakin tinggi, gunung di seberang sana mulai menampakan dirinya..
sekitar pukul 06.15 Dauphin telah selesai diperiksa dan siap terbang. Ia adalah salah satu Heli VIP milik Polisi Udara. Dauphin inilah yang akan membawa saya melihat Jakarta dari atas sana
Kapten Rizal mengadakan Briefing dan evaluasi sebelum berangkat,
Di luasnya langit di atas sana, tidak ada ruang sekecilpun untuk sebuah kesalahan
Pemandangan Jakarta yang menakjubkan, kabut yang menyelimuti Jakarta itu adalah sisa embun pagi, bukan polusi seperti perkiraan saya sebelumnya
Dilihat melalui kaca samping Heli yang dilapisi film berwarna biru
Jika dilihat dari atas sini, siapa yang sangka di bawah sana ada ratusan orang dan kendaraan saling berebut jalan, menjadi oportunis karena keadaan
dalam waktu kurang dari 15 menit, kami sudah sampai di kawasan Sudirman, waktu yang terlalu singkat untuk melihat Jakarta dari atas sini :(
Bersiap untuk mendarat
Dan sekarang giliran saya untuk terbang sendirian (I wish !!)
Yihaaaa ...!!!
Photography Tutorial : Create Artistic Double Exposure with slow shutter
Mulai sekarang gak ada lagi alasan untuk suntuk kena macet di jalan, ambil kamera dan flash eksternal, dan siap siap untuk sesi foto dadakan :)
Setting kamera di slow shutter, cari tempat yang paling nyaman untuk menahan posisi kamera sediam mungkin (Shaking sedikit gak papa, itung itung bikin efek)
Suruh teman kamu untuk mengubah posisinya setiap kali kamu menyalakan flash,
di tempat yang gelap seperti interior mobil, kamera hanya akan merekam gambar ketika flash-nya nyala. Kalo kamu menyalakan flash sebanyak 3 kali
akan ada double expose 3 kali,
dan kalo flash nyala 4 kali
akan jadi 4 juga
sedikit shaking juga gak papa, itung itung mengdramatisir foto dengan latar foto belakang yang blur
atau kalau mau yang paling aman, cukup nyalain flashnya 2 kali aja
selamat mencoba !!
Ps : Settingan kamera saya : 3 sec, f/4, ISO 125 ,
Efek Photoshop di foto ini digunakan sebatas koreksi warna saja
Makasi banget untuk Erin yang udah mau jadi korban eksperiman foto dadakan, dan Bobi yang udah nyetirin kita dari Mangga Dua sampe Lebak Bulus, plus kena macet juga :)
Setting kamera di slow shutter, cari tempat yang paling nyaman untuk menahan posisi kamera sediam mungkin (Shaking sedikit gak papa, itung itung bikin efek)
Suruh teman kamu untuk mengubah posisinya setiap kali kamu menyalakan flash,
di tempat yang gelap seperti interior mobil, kamera hanya akan merekam gambar ketika flash-nya nyala. Kalo kamu menyalakan flash sebanyak 3 kali
akan ada double expose 3 kali,
dan kalo flash nyala 4 kali
akan jadi 4 juga
sedikit shaking juga gak papa, itung itung mengdramatisir foto dengan latar foto belakang yang blur
atau kalau mau yang paling aman, cukup nyalain flashnya 2 kali aja
selamat mencoba !!
Ps : Settingan kamera saya : 3 sec, f/4, ISO 125 ,
Efek Photoshop di foto ini digunakan sebatas koreksi warna saja
Makasi banget untuk Erin yang udah mau jadi korban eksperiman foto dadakan, dan Bobi yang udah nyetirin kita dari Mangga Dua sampe Lebak Bulus, plus kena macet juga :)
Labels:
photography,
photography tips and tutorial,
tutorial
Photoshop Tutorial : Create your fake IR with Photoshop
Selasa, 09 Februari 2010
Transjakarta a.k.a BUSWAY
Sepanjang benua Asia, Jakarta adalah satu satunya kota yang memiliki sistem transportasi bis dengan jalur khusus seperti Transjakarta. Jadi mulai sekarang, bolehlah kita bangga sedikit dengan jalur bis khusus yang kadang juga bikin macet ini :)
Lepas dari segala pro kontra tentang keefektifannya, bagi saya Transjakarta telah memberikan modal jangka panjang untuk kota ini. Karena bagaimanapun, pertumbuhan jumlah ruas jalan tidak akan bisa menyamai pertumbuhan tingkat jumlah kendaraan. Di negara dengan harga bensin yang relatif murah seperti di Indonesia, memiliki kendaraan sendiri, apalagi motor, adalah solusi yang paling ekonomis dan masuk akal. Bisa dibayangkan, jika separuh saja dari keseluruhan orang Jakarta mengambil keputusan yang masuk akal itu, 5 tahun dari sekarang segala pelosok jalan akan dipenuhi dengan motor, motor dan motor
Dengan adanya Transjakarta, mudah mudahan budaya menggunakan transportasi publik bisa menjadi pilihan yang cukup masuk akal juga. Jika itu berhasil, setidaknya kita bisa mengurangi jumalh kendaraan yang memadati jalan ibu kota ini.
Semooga foto foto ini bisa menginspirasi kita, bahwa kelak Jakarta bisa seperti ibukota di negara negara lain, dengan sistem transportasi publik yang layak dan tingkat polusi yang rendah
semoga tulisan ini bukan hanya sekedar menjadi mimpi untuk saya dan mereka yang mempercayainya
Lepas dari segala pro kontra tentang keefektifannya, bagi saya Transjakarta telah memberikan modal jangka panjang untuk kota ini. Karena bagaimanapun, pertumbuhan jumlah ruas jalan tidak akan bisa menyamai pertumbuhan tingkat jumlah kendaraan. Di negara dengan harga bensin yang relatif murah seperti di Indonesia, memiliki kendaraan sendiri, apalagi motor, adalah solusi yang paling ekonomis dan masuk akal. Bisa dibayangkan, jika separuh saja dari keseluruhan orang Jakarta mengambil keputusan yang masuk akal itu, 5 tahun dari sekarang segala pelosok jalan akan dipenuhi dengan motor, motor dan motor
Dengan adanya Transjakarta, mudah mudahan budaya menggunakan transportasi publik bisa menjadi pilihan yang cukup masuk akal juga. Jika itu berhasil, setidaknya kita bisa mengurangi jumalh kendaraan yang memadati jalan ibu kota ini.
Semooga foto foto ini bisa menginspirasi kita, bahwa kelak Jakarta bisa seperti ibukota di negara negara lain, dengan sistem transportasi publik yang layak dan tingkat polusi yang rendah
semoga tulisan ini bukan hanya sekedar menjadi mimpi untuk saya dan mereka yang mempercayainya
Labels:
BRT,
Busway,
essay,
Halte,
Ibu Kota,
Metropolitan,
MRT,
Pemda,
Public Transport,
Transjakarta
Langganan:
Postingan (Atom)